Dalam artikel ini akan kami uraikan secara singkat psikologi trading dan efeknya pada keuntungan atau kerugian trader forex.
Sangat jarang untuk menemukan orang yang sangat baik dan cemerlang dalam trading. Meskipun Anda seorang sarjana dengan gelar dan kehormatan dari universitas paling bergengsi, tidak ada jaminan Anda akan mencapai keberhasilan yang luar biasa dalam trading forex. Sebagai contoh Myron Scholes dan Robert C. Merton, dua pemenang Hadiah Nobel, yang berkontribusi pada teori ekonomi. Meskipun demikian, kemampuan analisis mereka tidak cukup untuk menyelamatkan perusahaannya ( LTCM ) dari keruntuhan spektakuler, karena keserakahan dan euforia yang mengesampingkan pertimbangan akal sehat.
Hal ini jelas menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan atau keahlian bukanlah penyebab kematian LTCM. Sebaliknya, terlalu percaya diri, antusiasme, sikap lemah dalam pengendalian risiko adalah penyebab utama di balik kehancuran perusahaan.
Untuk memahami masalah-masalah emosional, dan psikologi trader, kami akan memperkenalkan Anda untuk empat monster forex dalam artikel ini yang dapat merusak karir banyak trader forex pemula. Kerugian yang mereka akibatkan jauh lebih besar dari apa yang disebabkan oleh kerugian akibat salah analisis atau mengabaikan informasi penting. Hasil dari sebuah kesalahan sederhana dapat segera diperbaiki, namun kerusakan yang diakibatka oleh monster-monster ini adalah bersifat kronik.
Trader yang menguasai aspek psikologis dari trading telah melalui dua pertiga dari jalan untuk kaya, dan semua sisanya adalah soal kesabaran dan belajar, sebelum hasil yang diimpikan - kekayaan - tercapai.
Keserakahan
Monster Keserakahan adalah musuh nomor satu trader forex. Monster ini memiliki lidah yang panjang dan runcing yang terus berbisik ke telinga kita bahwa peluang di pasar akan pergi jika kita tidak bertindak cepat untuk mendapatkan keuntungan dari mereka. Mereka selalu membisikan "lebih cepat, lebih cepat" untuk trader, yang menekan dia, dan menyebabkan dia kehilangan fokus.
Tak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar trader forex adalah berorientasi uang, mencari keuntungan individu yang mementingkan kesuksesan finansial. Tanpa dorongan yang kuat untuk membuat uang, tidak ada trader yang akan mampu bertahan dari tekanan trading di pasar forex. Namun dorongan yang lebih moderat untuk mencapai keuntungan finansial, dan fokus pada kesuksesan finansial adalah lebih sehat dan lebih dibutuhkan. Tapi dorongan yang sehat ini akan menjadi tidak sehat ketika keserakan ikut campur dan memerintah dalam keputusan trading .
Bagaimana menghindari pilihan yang salah akibat keserakahan?
Langkah pertama untuk menaklukkan keserakahan adalah memastikan pendekatan disiplin trading yang meminimalkan peran dorongan keserakahan dalam keputusan trading kita. Dengan merumuskan strategi trading di awal, dan tetap setia dengannya sepanjang perjalanan trading, kita dapat memastikan bahwa keserakahan tidak akan berkutik karena kita mempelajari pasar dan membuat keputusan kita berdasarkan alasan dan analisis yang logis
.
Sukses dapat dicapai dengan metode trading yang baik, dan diaplikasikan dengan disiplin. Emosi berkembang di mana ketidakpastian dan ketakutan merajalela. Untuk menghindari situasi seperti itu, pastikan bahwa Anda merespon perkembangan pasar dengan kalkulasi dan berdasarkan prinsip-prinsip lohis yang ditetapkan.
KeTakutan
Monster ini memiliki penampakan yang menakutkan, dan suara yang tajam, berteriak, menggeram sepanjang waktu, mencoba untuk mengintimidasi kita ke kebimbangan dalam segala sesuatu yang kita lakukan.
KeTakutan memiliki peran kebalikan dari keserakahan dalam keputusan trading kita.
Dalam hal ini, trader takut dengan tidak dapat menunggu lebih lama untuk realisasi posisi yang menguntungkan, dan ia akan enggan diajak untuk bertindak atas dasar ekspektasi rasional. Selain itu, ketakutan trader juga akan membuat mereka tidak dapat menerima dengan kesadaran penuh atas kerugian yang dihasilkan dari asumsi keliru, sehingga akunnya akan berwarna merah di mana-mana sebagai hasilnya. Rasa takut mengarah ke keputusan yang lebih dan lebih tidak rasional, dan beberapa transaksi akan menguntungkan, beberapa transaksi kalah akan dipegang dalam jangka waktu yang lama dan pada akhirnya akan menghapus akun tersebut.
Namun Anda harus bisa membedakan antara konservatisme dan fearfulness. Menjadi konservatif dalam keputusan trading kita merupakan praktek yang sehat dan masuk akal. Seorang trader yang konservatif adalah skeptis tentang segala sesuatu yang ia dengar, tapi masih bersedia dan mampu bertindak ketika analisanya menunjukkan prospek risiko / imbalan yang menguntungkan untuk skenario tertentu. Disisi lain, trader yang takut adalah trader yang meragukan tidak hanya pendapat orang lain, tetapi juga terhadap hasil analisis sendiri. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, di mana mereka akan mengambil posisi atau menghindarinya, karena semua adalah sama baginya.
Karena ia tidak percaya logika sendiri, ia tidak memiliki alat yang dapat ia gunakan untuk memahami atau mengevaluasi perkembangan pasar. Hasil akhirnya adalah sesuatu yang mirip dengan perjudian yang panik, dengan hasil yang merusak akun tradingnya.
Untuk menghindari dampak buruk dari rasa takut, kita harus melatih diri kita untuk memahami bahwa tidak ada yang acak tentang karir trading yang sukses. Kita harus yakin bahwa kita berada dalam kendali pilihan kita; kita harus memiliki rencana yang jelas dan harus kita patuhi, tahan terhadap emosional ekstrem yang tidak logis dari kerumunan. Semua itu hanya mungkin dilakukan dengan pendekatan logis, pendekatan tenang dalam trading, yang hanya dapat diperoleh dengan pembelajaran dan pengalaman. Cara lain untuk menghindari rasa takut dalam keputusan trading adalah memastikan bahwa kita tidak over leverage, dan mengambil risiko hanya yang bisa kita toleransi.
Euforia
Euphoria, adalah makhluk yang menjanjikan kekayaan tak terbatas, dan memberikan penderitaan yang tak terbatas dan kemiskinan. Euforia bekerja keras untuk memastikan bahwa di mana pun kita melihat, kita akan melihat prospek indah untuk keuntungan tak terbatas. Seolah-olah trader memiliki sentuhan keberuntungan dewa midas, dengan sukses menjadi konsekuensi alami dari rutinitas perilakunya.
Keuntungan luar biasa dalam waktu singkat kadang-kadang mungkin terjadi, namun keuntungan tersebut biasanya tidak berulang kali. Untuk trader pemula, yang belum memiliki latar belakang pengalaman dan pembelajaran yang kuat, euforia mungkin akan terjadi akibat dari serangkaian transaksi yang menguntungkan, yang mereka anggap sebagai hasil pemahaman pasar dan analisa tanpa cela.
Kuncinya untuk mengendalikan euforia adalah pengetahuan bahwa tidak ada analisis yang sempurna. Akibatnya, analis atau trader sukses akan selalu skeptis tentang hasil analisanya, meskipun ia tidak ragu-ragu untuk bertindak karena mereka mendasarkan usahanya pada logika saja. Potensi keuntungan dari transaksi berikutnya adalah tidak tergantung atau independen dari transaksi sebelumnya meskipun menguntungkan. Akibatnya, tidak akan ada kegembiraan yang berlebihan dengan serangkaian keuntungan: transaksi berikutnya mungkin menguntungkan dan mungkin tidak, tergantung pada kecermatan dalam mempelajari pasar.
Jadi, cara terbaik untuk menghindari euforia adalah dengan memahami bahwa serangkaian kemenangan atau kerugian tidak mempengaruhi hasil dari trading berikutnya yang akan kita buat. Keberhasilan atau kegagalan dari trading berikutnya hanya tergantung pada seberapa mampu kita mengelola emosi dalam analisa pasar, dan pengetahuan yang baik dari strategi trading.
Panik
Panic adalah kebalikan dari euforia. Dalam situasi panik, trader tidak melihat apa-apa kecuali kerugian di pasar, tanpa melihat kemungkinan adanya transaksi yang menguntungkan. Di pasar forex, ada sebuah istilah; kerugian seseorang akan menjadi keuntungan orang lain. Ketika seorang trader kehilangan uang dalam jumlah besar pada posisi beli dalam trading forex, maka trader lain mungkin membuat keuntungan besar pada posisi jual pada pasangan yang sama. Fakta ini seharusnya dapat membantu trader untuk lebih realistis dalam menanggapi serangan panik di pasar forex, tetapi pengalaman menunjukkan bahwa ini tidak terjadi.
Jadi apa penyebab dari kepanikan yang bisa menyebabkan trader forex untuk membuat keputusan yang salah? Periode volatilitas pasar adalah katalis yang paling umum dari respon panik. Ketika fluktuasi harga meningkat secara mendalam dan sering, nilai prediksi akan jauh berkurang. Hal ini akan menyebabkan hilangnya kepercayaan dalam pilihan trading, dan jika periode tersebut berlangsung cukup lama, akan menghasilkan emosional trading dan dalam kebanyakan kasus menjadi panik.
Seorang trader yang panik akan melakukan banyak kesalahan. Dia akan menutup posisi yang menguntungkan karena menduga pasar akan membalik dengan cepat. Ia tidak akan mampu untuk melakukan analisis logis dari sebuah situasi.
Kesimpulan
Untuk menangani masalah-masalah yang terkait dengan psikologi trading, kita harus meminimalkan peran emosi dalam keputusan trading kita. Untuk meminimalkan peran emosi, kita harus memahami bahwa keberhasilan atau kegagalan tidak terkait dengan keberuntungan, tetapi merupakan konsekuensi logis dari pilihan kita sendiri.
Cara terbaik untuk menangani masalah emosional adalah melakukan pendekatan logis dalam trading. Logis dalam menyikapi dan memahami mekanisme pasar, dan kekuatan-kekuatan yang mendorong kegiatan ekonomi. Dalam artikel ini, kami berusaha untuk memberikan pemahaman dasar tentang faktor-faktor di mana Anda dapat membangun sendiri pengetahuan dalam meningkatkan potensi diri untuk sukses di pasar forex.